Kalau bisa ngantor di rumah, ‘kan lebih enak

Aih, lega rasanya sudah di rumah lagi. Seharian ini saya “terpaksa” berangkat ke Sumedang memenuhi tugas. Untunglah saya bisa pulang pergi dan pas “isya sudah di rumah lagi. Wuihh, anak-anak senang banget. Apalagi kalau bukan karena oleh-oleh. he he

Rumah emang selalu jadi tempat yang paling saya sukai. Walau tidak mewah, tetap aja saya lebih nyaman berada di rumah. Hati saya memang selalu terpaut ke rumah. Karena itu saya terus ngutak atik gimana caranya agar semua aktivitas saya bisa diorganisir dari rumah. Baik urusan bisnis, maupun organisasi.

Nah karena hampir setiap hari di rumah, awalnya banyak juga para tetangga pada heran. Habis, emang persis benar kayak pengangguran. Sehari-hari yang mereka lihat saya main aja dengan anak-anak. Hanya sesekali mungkin mereka lihat saya keluar “kayak orang kerja”. Saya hanya tersenyum saja.

Ini memang impian saya sejak lama. Sebenarnya saya termasuk orang yang “gila kerja”. Dulu saya ninggalin rumah bahkan bisa berbulan-bulan, gara-gara proyek. Hati saya sering sedih, ketika pulang ke rumah anak-anak jarang bisa bermain dengan saya. Tapi itu dulu. Sejak 4 tahun ini saya ubah arah.

Jika anda tak berani mengubah arah,
hidupmu sama persis dengan hari kemaren
…”

Kata-kata itu sering saya ulang-ulang. Akhirnya saya putuskan saya harus mengubah arah. Yang perlu saya lakukan cuma memilih dan memilah strategi yang tepat agar impian itu bisa saya peroleh. Walau awalnya sulit, saya berusaha untuk bertahan. Ya bertahan, memegang erat impian itu. Godaan dan rintangan (mental terutama) harus saya hadapi. Saya pun tinggalin proyek-proyek dan bisnis yang membuat saya sibuk diluar rumah. Saya pikir saya harus punya “model baru” dalam usaha dan berkegiatan. Model itulah yang harus saya bangun.

Setelah melewati uji coba berkali-kali akhirnya alhamdulillah bisa juga. Saya buat perusahaan yang bisa dijalankan secara “virtual”. Para pengelola usaha saya termasuk para karyawan saya “pulangkan” ke rumah mereka dan membekali mereka dengan perangkat komputer agar bisa “ngantor” di rumah saja. Ya semacam “virtual office”. Kami berkomunikasi cukup dengan telpon dan internet. Alhamdulillah, khususnya sejak setahun ini, cara ini berjalan lancar. Sesekali kami ketemu untuk diskusi masalah dan pemecahannya. Uih, saya pikir enak juga.

Untuk membesarkan usaha, saya terpaksa “mengorbankan” keuntungan saya dan membangun kolaborasi dengan para pengelola. Walau awalnya mereka nggak ngerti apa-apa, namun dengan sedikit demi sedikit dibina, toh akhirnya mereka bisa juga. Awalnya memang “merepotkan” saya, karena banyak salah, bisa rugi, capek membina mereka … namun nggak terlalu lama, akhirnya ketika mereka sudah bisa … saya pun bisa bebas. Lalu nyari lagi “pengelola” baru. Biar nambah lagi usahanya tentu.

Sekarang saya ikutan belajar internet marketing dengan anne ahira. Baru 4 bulan sih. Ternyata materinya banyak banget dan menurut saya luar biasa! Amat sangat membantu saya. Jadinya sekarang saya menemukan lagi impian baru … insyaAllah nanti saya cerita ya

Leave a Comment