Ketika memulai sebuah usaha

Saat seseorang akan memulai usaha, akan banyak kejutan yang terjadi. Bahkan sejak hari-hari pertama.

Segala sesuatunya sudah disiapkan dengan matang. Pokoknya ketika hari pertama “pintu usaha” dibuka, yang terbayang pasti bakal rame nih. Uang datang mengalir begitu banyak. Orang-orang berjubel di depan toko kita. Telpon berdering terus-menerus. Lalu kita bakalan sibuk berat.Tetapi apa yang terjadi? Semua bayangan itu cuma mimpi di siang bolong. Seharian itu tak ada yang datang. Telpon tak juga berdering. Wah, mulai lemas deh!

Hari kedua kita lalui. Masih sama. Hari berikutnya ada mungkin satu. Tapi tetap sepi. Hati-hati. Biasanya semangat kita mulai melorot. Bayang-bayang kegagalan mulai menguat. Energi kita untuk bergerak mulai goyah. Rasa takut gagal mulai tumbuh. Nah, dalam situasi seperti itu, apa yang akan anda lakukan?

Dalam pengamatan saya pribadi, ternyata cukup banyak orang, terutama yang baru-baru mulai berwiraswasta, mengambil kesimpulan bahwa usahanya telah gagal. Lalu segera saja membuat keputusan: bubar!

Apakah benar ia gagal? Apa sih sebenarnya gagal? Menurut saya, ia belum gagal. Yang ia lakukan hanyalah berhenti terlalu dini! Terlalu cepat membuat kesimpulan dengan hanya mengandalkan data yang belum memadai.

Sebetulnya tidak ada orang yang betul-betul gagal, yang ada hanyalah orang yang terlalu cepat berhenti, sebelum sampai ke puncak harapan sukses yang ia cita-citakan. Sebagian besar kisah kegagalan adalah kisah orang-orang yang menyerah sebelum waktunya.

penulis: Nilna Iqbal

2 thoughts on “Ketika memulai sebuah usaha”

  1. Benar Mas Nilna….

    Cukup banyak entrepreneur baru, yang berlebihan ekspektasinya. Maunya begitu buka usaha bisnis sendiri, langsung booming omzet nya, dan untung besar!

    Saya sering kasi saran ke mereka ini, yaitu, seberapa lama mereka bisa menanggung kerugian dalam memulai bisnisnya.

    Lama tidaknya bisa menanggung kerugian itulah yang menjadi tolok ukur kemampuan bisnisnya, mau terus atau bubar.

    Memang jika dalam bisnis, kita sudah tidak sanggup menahan kerugiannya, yaa lebih baik ditutup saja, cari bisnis yang lainnya lagi… 😉

    Salam Entrepreneur,
    Wuryanano 🙂

  2. Di trading saham ada istilahnya cut loss, sampai dimana kerugian yang dapat kita terima, dan kita harus disiplin, kalau target kita hanya 5 % kemudian harga saham turun 5% ambil keputusan jual rugi 5%. Begitu juga dengan usaha toko…. kalau memang sudah tidak memungkinkan untuk bertahan/harus berhenti ya harus berhenti kalau sampai dipertahankan modal akan habis tentunya(kalau punya toko ada fix cost yang tetap ada dan investori yang harus di jadikan uang secepatnya) di bursa tidak ada fix cost kecuali uang yang nyangkut di saham yang kita miliki kalau harganya turun.

    http://imf.gate.hk
    http://tentangsaham.gate.hk

Leave a Comment