MERASA DIAWASI

Alangkah bahagianya kita, apabila setiap hari, setiap detik memiliki perasaan MERASA DIAWASI oleh Allah swt Yang Maha Melihat segala sesuatu.

Yang membuat kita berani berbuat dosa atau maksiat, yg menyebabkan kita begitu leluasa mengeluarkan kata-kata yg menyakiti orang lain, yg bikin kita merasa aman ketika berbuat hal-hal yg tidak berguna dan tak bermanfaat (lalai), yg membuat kita shalat asal-asalan, yg bikin kita tak pernah mau tobat ….

bisa jadi karena jiwa/ruhani kita tak merasakan adanya atau hadirnya Allah swt.

Secara konsep kita tahu Allah swt itu ada, tahu Dia Maha Melihat … Maha Mendengar ..

Namun pengetahuan konseptual tsb belum turun secara AKTUAL ke dalam ruhani (diri abadi) kita.

Mungkin, jika dibuat dlm bentuk perumpamaan … ILMU itu Ibarat TINTA yg masih berada di dalam pena.

Sifatnya masih potensial. Belum AKTUAL. Begitu juga ilmu/pengetahuan kita tentang Tuhan. Masih potensial.

Setelah tinta dlm pena itu dituliskan ke atas kertas, menyusun kalimat demi kalimat, merangkai makna demi makna … barulah tinta itu menjadi AKTUAL terwujud. Barulah ILMU itu termanifestasi

Artinya ILMU (konseptual) itu baru menjadi AKTUAL jika ilmu itu kita AMALKAN.

Ketika kita tahu bahwa Allah swt itu Maha Melihat .. maka kita perlu mengamalkannya dalam bentuk MENGHADIRKAN Allah swt dalam setiap perbuatan kita.

Berlatihlah minimal dimulai pada waktu kita shalat.

Ketika shalat, berlatihlah untuk MENGHADIRKAN Allah swt.

Shalatlah dengan jiwa/ruhani kita. Bukan hanya gerakan fisik semata.

Munculkan perasaan Allah sedang Melihat kita. Munculkan perasaan kita sedang berhadapan dengan Sang Penguasa Yang Maha Pengasih.

Munculkan kesadaran kita sedang berkomunikasi dengan Sang Maha Pemberi.

Ini memang tidak mudah. Tapi mintalah taufik pada Allah swt agar kita bisa.

Sebelum shalat .. siapkan jiwa kita. Duduklah sebentar. Lalu berdoalah agar Allah swt membantu kita agar bisa khusu’ dlm shalat kita. Agar bisa merasakan kehadiran Allah.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS AlMukminun: 1-2)

Ayat ini menyebutkan, salah satu ciri/tanda MUKMIN itu adalah khusu’ shalatnya.

Latihan ini pasti seumur hidup. Tak ada habisnya. Ada jutaan “tangga” yg siap kita naiki Teruslah naik.

Berjuanglah agar kita terus bisa naik mendekat ke haribaan Allah swt.

Bukankah shalat itu adalah mi’raj nya kaum mukminin seperti yg disabdakan Rasul saw.

Jika berhasil, maka pengaruh/efek shalat akan mulai aktual dalam kehidupan nyata. Aktual dalam keseharian kita. Dan terus meningkat seiring peningkatan kualitas shalat kita.

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Q$. AlAnkabut: 45)

Itulah mungkin, mengapa Rasul saw mengatakan bahwa shalat adalah tiang agama. Pondasi kehidupan keberagamaan kita.

Mari kita memohon pada Allah swt semoga kita semua mampu meningkatkan kualitas khusu’ kita dalam shalat, sehingga kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam setiap perbuatan kita,

… dan akhirnya membuat kita benar-benar tercegah dari berbuat dosa, atau lalai dari mengingatNya.

Amin ya Allah ya Rabbal ‘Alamiin 🤲