“Kita berjuang bukan dengan kepandaian tetapi dengan kegigihan” -(George H. Mathason)
Kita semua ingin sekali jadi orang sukses. Tapi sayang sukses tidak pernah datang secara mudah begitu saja. Bukan sukses namanya kalau segala sesuatu tampak lancar-lancar saja tanpa pernah mengalami hambatan, rintangan dan kegagalan.
Sukses memang harus kita perjuangkan. Ada “harga” yang harus kita bayar. Kadang bahkan sangat mahal. Akan tetapi bagi siapapun juga yang mau memperjuangkannya, berani membayar harganya, suatu saat ia pasti sukses. Siapapun ia!
Salah satu tantangan yang sangat pahit yang harus kita lalui, lebih-lebih ketika terpuruk dalam kegagalan-demi-kegagalan adalah rasa putus asa. Perasaan ini sering sangat menentukan sekali pada keputusan untuk melangkah selanjutnya. Jalan terus, atau ya sudah, stop saja. Quit!
Memang betul, kita semua tidak akan pernah bisa menghindar dari kegagalan. Tetapi ingat, menghindar dari rasa putus asa adalah sangat-sangat mungkin. Soal pilihan saja. Soal sikap dan attitude saja.
Kegagalan merupakan sesuatu dari dari LUAR DIRI kita, yakni sebuah kenyataan bahwa kita tidak berhasil mencapai target yang telah kita tentukan. Lain halnya dengan putus asa. Ini merupakan sesuatu yang berasal dari DALAM DIRI kita, sikap mental kita. Oleh sebab itu seharusnya ia bisa kita kendalikan.
Di dalam diri kita, benih-benih rasa putus asa itu memang ada. Masalahnya adalah apa yang harus kita perbuat jika rasa putus asa itu melanda kita.