Database Manusia

Dari beberapa tulisan sebelum ini, akal kita telah membuktikan secara argumentatif, bahwa Tuhan adalah Wujud Yang Wajib Ada (agar semua keberadaan menjadi ada), dan memiliki ciri utama sebagai Wujud Yang Tidak Terbatas (Maha Segalanya) dan Maha Sempurna.

Lalu Tuhan menciptakan alam non-materi (malaikat, arsy, ruh, barzakh, surga neraka, dll) dan juga menciptakan alam materi (alam semesta, galaksi, bumi, bintang, manusia, hewan, tumbuhan, dll).

Semua ciptaan tsb diatur dengan hukum-hukumnya masing-masing. Kita mengenalnya sebagai Sunnatullah (hukum Allah).

Ada hukum Allah yang mengatur alam semesta beserta isinya, sehingga galaksi bintang planet gunung laut sungai dll berada dalam pengaturan yg sempurna.

Semua gerak yg teratur tidak mungkin terjadi jika tidak ada pengaturnya. Dialah Allah SWT.

Begitu juga ada hukum yg mengatur alam mikrokosmos (atom, sel, dll). Ada pula hukum yg mengatur alam-alam ghaib (malaikat, jin, dll).

Semuanya itu tunduk patuh pada hukum Allah (sunnatullah).

Lalu Allah SWT menciptakan manusia dengan dua komponen.

Pertama, wadahnya yaitu tubuh fisik (jasmani) kita ini. Karena jasmani ini berupa materi, maka ia tunduk pada hukum-hukum materi (biofisika, biokimia, dll)

Sedangkan komponen kedua, inilah hakikat diri (jati diri asli) manusia. Ia berasal dari Allah, yang disebut Ruh (ruhani).

Ruh kita ini hakikatnya adalah non-materi, karena itu tunduk pada hukum non-materi.

Salah satunya, ruh kita ini bersifat abadi. Selamanya ada. Tidak akan pernah jadi “tiada”.

Ketika seseorang meninggal dunia, pada dasarnya yang mengalami kematian adalah tubuh fisiknya (kembali menjadi tanah).

Sedangkan ruh nya, setelah keluar dari jasad (tubuh fisik)nya maka ia pindah ke alam non-materi yg dikenal sebagai Alam Barzah.

Di alam Barzah itu, ruh kita hidup dan menjalani kehidupan barunya.

Konsep ini ilustrasinya mirip dengan lahirnya bayi. Ketika bayi lahir, sesungguhnya ia “mati” dari alam rahim, dan kemudian “hidup baru” di alam dunia.

Seiring bertambah usia, ruh sang bayi mulai belajar dan mulai mengenal segala isi dunia ini sampai ia dewasa.

Semua pengalaman, semua perbuatan, semua ingatan, semua ilmu yg ia lakukan… akan menjadi “database” dirinya. Itu esensi diri kita.

Diri kita ini adalah kumpulan semua pengetahuan, pengalaman, perbuatan, sikap, dsb..

Tentu setiap orang unik masing-masingnya.

Dan semua “database” itu tersimpan di ruh kita, lalu membentuk “jati diri” kita atau wujud hakiki kita.

Makanya, ketika manusia meninggalkan alam materi (dunia), lalu bangkit/hidup di alam non-materi (alam Barzakh), maka semua “database” yg ada di dalam ruh kita itu juga akan selalu hadir bersama kita.

Karena itu … perhatikanlah dengan seksama, apa isi database diri kita, yg nantinya akan membentuk jati diri kita.

Perhatikan apa “makanan” yang kita simpan ke dalam otak kita, ke dalam perut kita dan ke dalam hati kita.

Pastikan “makanan” itu adalah yg halal, yg bermutu, yang sehat dan yg positif. Baik makanan otak, makanan perut, ataupun makanan hati/kalbu.

Semoga bermanfaat.