Khutbah Rasul Di Haji Wada’

Musim haji tahun 10 H. Kurang lebih 140.000 kaum muslimin datang dari segenap penjuru Arabia. Rasulullah saw bersama kaum muslimin sedang menunaikan rukun Islam kelima, haji. Diantara ribuan manusia yang memenuhi padang Arafat yang dahsyat dan luas itu, Rasulullah menyampaikan khutbah akbarnya.

Dari atas ontanya yang tenang berdiri di Namirah dekat bukit Arafah, Rasulullah saw berkhutbah dengan nada suaranya yang tinggi sambil berkali-kali menunjuk ke langit.

Sabdanya:

“Wahai manusia, dengarkan nasihatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi bertemu muka dengan kamu semua di tempat ini!”

“Tahukah kamu semua, hari apakah ini?”
Dijawab sendiri oleh beliau. “Inilah hari Nahar, hari kurban yang suci.

Tahukah kamu bulan apakah ini? Inilah bulan suci.

Tahukah kamu tempat apakah ini? Inilah kota yang suci”.

“Maka dari itu aku permaklumkan kepada kamu semua bahwa darah dan nyawamu, harta bendamu dan kehormatan yang satu terhadap yang lainnya haram atas kamu sampai kamu bertemu dengan Tuhanmu kelak. Semua harus kamu sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana sucinya bulan ini, dan sebagaimana sucinya kota ini.

Hendaklah berita ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kamu sekalian! Bukankah aku telah menyampaikan?! O, Tuhan saksikanlah!”

Read more

Mengapa Zat Putih Telur Penting?

Mengapa protein atau zat putih telur amat penting berada dalam makanan? Sebab dari proteinlah protoplasma yang hidup dalam sel itu dibuat. Bahan hidup yang ajaib ini terus menerus mengisap dan menggunakan tenaga. Sebagian dari tenaga ini diperlukan untuk pertumbuhan sel itu sendiri. Yang tersisa dipakai untuk pekerjaan yang dilakukan oleh sel itu dan untuk panas … Read more

Kekuatan Indera Manusia

Berapa macam bau yang mampu anda kenal dengan alat penciuman anda? Jawabnya ialah: Jika anda tidak merokok, anda akan mampu membedakan sekitar dua ribu bau – bauan yang berbeda. Kemampuan itu hanyalah setengah dari kemampuan yang dapat dilakukan oleh orang biasa pada waktu seratus tahun yang lalu. Menurut Prof. Wilhem Neuhaus, manusia telah merusak ketajaman … Read more

Harusnya Gimana Mendidik Anak-Laki?

Di sebuah radio swasta di Bandung sering diperdengarkan kisah seorang doktor di bidang fisika yang sikapnya begitu bersahaja. Beliau tak hanya cerdas di bidang fisika namun juga sangat peduli dengan pekerjaan rumahan yang biasa dilakukan istrinya. Beliau bahkan pernah terlambat menghadiri sebuah rapat hanya karena ingin membantu istrinya mencuci baju.

Tulisan ini mungkin sekedar refleksi dari saya pribadi terhadap pengalaman berinteraksi dan melihat fakta, bahwa kebanyakan laki-laki dewasa ternyata kurang peduli dengan masalah-masalah domestik (rumah). Pekerjaan itu sepertinya dilimpahkan secara konvensional kepada kaum hawa, padahal saya sendiri merasa bahwa hal itu tidak proporsional dan sesungguhnya kurang baik untuk sebuah sinergi antar jender, terutama bagi pasangan yang sudah menikah.

Bukankah ketika suami sakit, dijamin bahwa mereka akan dirawat dengan baik dan keperluan akan makanan dan minuman khas orang sakit juga siap di meja. Nah, ketika istri sakit, apa yang terjadi? Pasti suami kelabakan. Membuat bubur nggak bisa, membuat teh manis nggak bisa, membuat sayur bening apa lagi, dan bahkan mengompres pun tak biasa. Lucunya, layanan seperti itu sudah sering ia dapatkan; namun karena tak biasa dilakukannya, pengetahuan yang kelihatan remeh itu seolah begitu rumitnya.

Pendidikan masa kecil saya anggap sebagai penyebab paradigma pembagian kerja yang absolut itu terbentuk pada diri seseorang. Betul bahwa anak laki-laki dan anak perempuan memiliki ciri biologis yang khas yang membuat masing-masing memiliki tanggung jawab yang khas pula. Akan tetapi, dalam pikiran saya pembagian yang khas itu hanyalah berlaku pada wilayah-wilayah tertentu, dan tidak selebar seperti yang hari ini saya saksikan.

Mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, memasak air, atau menyuapi anak, memandikan anak, membersihkan kamar mandi; menyeduh teh, susu, kopi, dan banyak pekerjaan domestik lainnya kini masih didominasi kaum ibu. Para ayah dan anak laki-laki, tinggal siap menerima ruangan yang rapi, baju yang bersih dan rapi, secangkir teh di meja, kamar mandi yang nyaman, makanan siap santap, dan segudang hal hasil pekerjaan para ibu, anak, atau adik perempuannya.

Pemilahan pekerjaan domestik secara absolut memang sudah lazim. Laki-laki dan bahkan perempuan sendiri seolah sudah menerimanya sebagai sebuah kodrat alam yang tak perlu ditolak. Kelelahan luar biasa akibat pekerjaan domestik yang tak pernah ada habisnya itu pasti adakalanya membuat kaum perempuan mengeluh atau akhirnya ‘terkapar’ tanpa kata-kata. Namun nyatanya semua harus terus begitu dan begitu, sehingga perempuan pun akhirnya menerima hal itu sebagai takdir. Namun sungguhkah memang begitu seharusnya?

Read more

Bayi itu sudah bisa meniru, bahkan sejak hari pertama

Jika anda julurkan lidah ke arah bayi, bayi itu akan menjulurkan pula lidahnya kepada Anda. Bukalah mulut Anda, dan bayi pun akan membuka mulutnya.Sekilas kemampuan bayi seperti ini tampak biasa-biasa saja. Akan tetapi jika kita pikirkan sejenak, sebenarnya kemampuan ini sungguh menakjubkan.

Bukankah dalam rahim sama sekali tidak ada cermin? Jadi bayi belum pernah melihat wajahnya sendiri. Tapi bagaimana ia tahu, dimana lidahnya berada? Coba buktikan sendiri. Julurkan lidah Anda (jangan lupa lihat-lihat dulu sekeliling ya :).

Cara untuk mengetahui bahwa Anda berhasil melakukannya ialah melalui kinestesia, yaitu suatu perasaan internal yang mendeteksi tubuh kita sendiri. Dan subhanallah, sungguh menarik sekali, setiap bayi mampu melakukan hal itu! Sekalipun ia belum pernah melihat bentuk wajahnya!

Read more

Hal-hal Remeh Yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Telpon

Beberapa tahun lalu, majalah Fortune pernah mengadakan survei pada perusahaan-perusahaan papan atas untuk menyusun peringkat sepuluh pemakai waktu paling boros. Hasilnya, telepon adalah nomor satu. Telepon memang alat yang paling berguna bagi perusahaan tetapi juga dapat jadi penyebab perusahaan kehilangan pelanggan dan uang. Menurut Nancy Friedman, lebih banyak perusahaan yang menderita kerugian bukan disebabkan oleh … Read more

Efek-efek dosa: Mengapa saya tak mampu melihatnya?

Seandainya saya bisa melihat langsung efek dari sebuah perbuatan dosa, tentu saya akan berusaha menghindarinya. Seperti layaknya kita menghindari panasnya api, sebab kita tahu persis apa akibat yang bakal ditimbulkannya. Saya tertarik dengan salah satu contoh dalam ayat 12 surat al-Hujurat, mengenai larangan Al-Qur’an untuk tidak melakukan ghibah, bergujing dan mencari-cari kesalahan orang lain. Pada … Read more

Sekolah Calon ‘Orang Tua’

Menjadi orang tua seringnya hanya akibat alamiah, karena sebuah pasangan menikah dan kemudian punya anak. Oleh karena itu, persiapan untuk menjadi orang tua mungkin hanya sedikit orang yang melakukannya dengan matang sebelum menikah. Kejutan demi kejutan saat pertama kali menjadi ayah atau ibu seringkali tak terbayangkan sebelumnya. Pada beberapa pasangan kejutan-kejutan tersebut bisa dilalui dengan … Read more

Ada apa dengan TKW?

Seorang perempuan muda bersikukuh untuk pergi ke Saudi Arabia, menjadi pembantu rumah tangga, mengadu nasib, berharap mendapat riyal untuk membeli kecukupan hidup, seperti halnya anak tetangga yang kini tampak senang dengan untaian perhiasan menghiasi leher hingga kakinya. Suaminya tak mengijinkan. Secara ekonomi sesungguhnya hidup mereka tidaklah terlalu susah. Rumah baru sudah selesai dibangun, nafkah rutin … Read more

Cinta sang wanita dan ego kaum pria

Semalam, salah seorang saudara dekat saya mengadukan persoalan rumah tangganya. Sudah dua hari ini ini ia minggat dari rumahnya, dan kost di tempat lain. Katanya ia ingin menenangkan diri. Pusing mikirin istrinya yang nggak juga berubah perangainya.“Emangnya kenapa dia?” saya mencoba menelusuri apa sebetulnya persoalan yang ia hadapi.

“Dia sering bicara hal-hal yang membuat saya sakit hati. Kalau nafkah yang saya berikan terlalu sedikit ia mengeluh. Ia juga suka melemparkan kata-kata yang merendahkan diri saya.” katanya.

Lalu berceritalah ia panjang lebar. Saya bisa merasakan betapa ia telah “kehilangan” keberaniannya berhadapan langsung dengan istrinya.

Read more