Puisi

by : Maya Anna Pujiati Belajar adalah bagian dari kami Sesungguhnya di manapun, kami senang belajar Saat kami merangkak, kami belajar menahan diri Saat kami berlari, kami belajar keseimbangan Saat kami memanjat, kami kuatkan otot kami Saat kami berceloteh, kami belajar berbicara Saat kami menumpahkan air, kami belajar gravitasi Saat kami bermain beras, kami melatih … Read more

Apakah Anda Punya Visi?

Jika visi anda tetap, hidup anda akan berubah.
Namun bila visi anda berubah-ubah, hidup anda akan tetap!

Dalam mengarungi hidup ini, apakah anda punya visi? Apakah anda menuliskannya? Apakah anda sering melihat (atau membacanya)? Seberapa kuat visi anda? Apakah anda sering “memberi makan” visi anda? Atau jangan-jangan anda hanya merasa sudah punya visi, padahal samar-samar saja? Sehingga tanpa disadari visi anda sering “berubah-ubah”?

Salah satu “faktor pembeda” orang-orang sukses dengan mereka yang tidak sukses adalah visi. Mereka yang sukses biasanya punya visi, artinya ia punya kemampuan melihat jauh ke depan. Bukan dalam arti secara gaib ataupun ramalan, namun memang bersifat imaginatif. Seorang penulis George Barna mengatakan,”Visi adalah gambaran didalam mata bathin anda mengenai bagaimana nantinya suatu hal akan atau bakal terjadi.”

Mereka yang sudah punya visi merasa dunia ini seakan-akan terbuka lebar di hadapan mata batinnya. Visi itu membuat ia begitu bergairah memperjuangkan apa yang “dilihatnya”. Ia mampu melihat makna tersirat di balik yang ada, yang boleh jadi tak terlihat oleh orang lain. Inilah yang disebut kemampuan melihat suatu peluang.

Contohnya Walt Disney. Ia memiliki visi yang luar biasa. Ia mampu mewujudkan suatu tempat dengan bantuan daya khayalannya. Ia mengkhayalkan adanya suatu tempat dimana anak-anak serta keluarganya bisa bergembira bersama memasuki dunia yang sama sekali baru bagi mereka. Di dalam dunia baru itu, mereka bisa menyaksikan secara nyata tempat-tempat dan tokoh-tokoh yang sebelumnya hanya mereka kenal melalui dongeng saja. Visi yang luar biasa ini sekarang sudah menjadi kenyataan. Diawali dengan Disneyland di California, Amerika Serikat. Lalu disneyland-disneyland baru bermunculan, seperti Disneyland di Orlando, Disneyland di Jepang dan di Perancis.

Sebaliknya dengan orang-orang yang tidak punya visi, ia hanya melihat apa yang ada di depan matanya saja  dan apa-apa yang bisa diraih secara mudah saja. Selain itu  mereka juga sering membayangkan hal-hal negatif tentang masa depan mereka. Dunia ini terasa begitu ‘sempit’ dan sering mengeluhkan nasib buruknya. Bahkan tak jarang mempertanyakan keadilan Tuhannya.

Lha, ini nggak ada kaitan sama sekali dengan jabatan, gelar, pangkat, atau turunan. Keadaan ini bisa dialami siapa saja, kalangan manapun juga.

Read more

Tuliskan Impian-Impian Anda

Saya punya banyak impian. Sayangnya saya tidak bisa segera meraihnya dalam waktu sekejap. Karena itu saya sediakan sebagian dari waktu dan investasi saya untuk terus “membangun” impian saya di masa depan.

Saya perhatikan banyak orang yang “membuang” impiannya. Ia sudah menyerah sebelum mulai membangunnya. Mungkin karena ia merasa nggak akan mungkin bisa mewujudkannya. Karena itu ia campakkan dan kubur jauh-jauh impian-impiannya. Banyak orang sudah tak berani lagi. Bahkan hanya untuk bermimpi!

Apa salahnya kita bermimpi? Gratis kok. Saya bahkan mulai berani menuliskan keinginan-keinginan saya yang paling mustahil sekalipun. Kan cuma menuliskan saja. Nggak ada masalah kan?

Saya tulis, saya tulis dan semakin saya sering menuliskan impian-impian saya … tak terasa impian itu jadi hidup!

Kalau tadinya ia hanya sejumlah kata-kata .. yang cukup menggelikan, namun anehnya … kalimat-kalimat itu jadi “nempel” terus di benak saya. Hadir terus dalam setiap proses pengambilan keputusan saya. Membakar saya untuk terus melangkah menuju impian itu.

Sungguh luar biasa ya. Mungkin memang sering-sering menuliskan impian benar-benar bisa membangunkan “jin ifrid” dalam batok kepala kita. Ibarat jin dalam lampu wasiat aladin, ia bisa kita suruh melakukan apa saja. He he

Read more

Bukan Sukses Semu Yang Saya Inginkan

Dalam menghadapi masa-masa sulit, untunglah ada satu kebiasaan saya tidak hilang. Saya sering menghabiskan waktu saya membaca buku dan mengikuti seminar-seminar. Banyak sekali saya belajar hal-hal baru.Saya mulai belajar mengembangkan kepribadian saya. Saya belajar tentang sikap sukses. Saya belajar tentang arti sukses yang benar-benar sukses, bukan hanya sekedar sukses yang semu (pseudo success).

Saya mulai berkenalan dengan jalan pikiran orang-orang yang benar-benar mengalami sukses, dan sering menangisi hidup saya yang belum bisa seperti mereka. Beberapa seminar yang menghadirkan tokoh-tokoh sekaliber John C. Maxwell dan Robert Kiyosaki pun saya datangi. Saya benar-benar terinspirasi oleh mereka.

Khususnya semenjak saya menikah, saya mendefinisikan ulang hidup saya. Sukses seperti apa yang ingin saya capai? Sukses secara materi?

Ah tidak, saya sudah tidak terlalu tertarik lagi dengan materi. Saya hanya ingin bahagia. Bahagia karena selalu dekat dengan istri dan anak-anak saya. Saya mulai memimpikan kehidupan yang bebas, suatu kehidupan yang benar-benar tidak terpenjara berbagai “perintah orang lain”. Saya lah yang memegang kontrol penuh terhadap kehidupan saya. Saya ingin menikmati hidup seperti itu.

Read more

Saya Ingin Lebih Banyak Di Rumah

Buat anda mana yang lebih penting: high profile low profit, atau low profile high profit? Maksudnya enakan mana, gaya keren tapi kanker alias kantong kering … atau nggak ada gaya sama sekali, tapi duit banyak, hidup pun lebih bebas?Ini memang soal pilihan. Saya bisa memaklumi, sah-sah saja apapun pilihan Anda. Anda ingin bekerja di lantai 27 gedung paling canggih di dunia, monggo. Anda bekerja pakai dasi lengkap dengan jas, silakan. Tetapi buat saya, itu tidak lagi terlalu penting. Saya lebih senang hidup bebas, pakai baju santai, jalan dengan istri dan anak-anak kapanpun saya mau, dan nggak usah pakai sepatu. Entah mengapa saya malas sekali pakai sepatu. Ya saya lebih senang memilih low profile deh. Tapi kalau bisa high profit dong. Biarlah orang bilang saya nggak keren. Biarlah….

Mengapa? Saya sudah janji pada diri saya sendiri bahwa saya akan sering berada di rumah. Saya juga janji pada diri sendiri saya akan ikut membesarkan anak-anak saya. Saya merasa bahagia sekali bila setiap hari, dari pagi sampai malam saya selalu bisa bersama anak-anak. Saya tahu betul anak-anak saya hanya menginginkan kehadiran papa dan mamanya. Saya punya impian. Saya ingin jadi full time parents. Selalu disamping anak-anak saya, lebih-lebih karena masih sangat kecil-kecil. Masih balita.

Kalau hidup saya kayak gitu, seharian di rumah aja, lalu bagaimana dengan urusan dapur? Ya, memang ini masalah serius buat saya. Apalagi saya tak punya banyak keahlian. Saya nggak bekerja di perusahaan manapun. Saya pun tidak lagi berbisnis (dalam arti bisnis dengan format yang dikenal pada umumnya). Tapi untuk mendapatkan impian itu saya memang harus berani membayar harganya.

Read more

Pekerjaan Kita Memang Menyelesaikan Masalah

Apakah anda takut berhadapan dengan masalah? Kalau kita mengerti apa itu masalah, maka sebenarnya tidak perlu kita khawatir. Justru itu menunjukkan bahwa kita memiliki tujuan, memiliki arah yang kita inginkan.

Kalau timbul perbedaan antara apa yang terjadi dengan apa yang kita inginkan, itu namanya masalah. Sebagai ilustrasi, kita buat garis lurus, lalu tarik garis lurus lain dengan arah yang berbeda. Garis A adalah jalan yang kita kehendaki, sedangkan garis B adalah apa yang ternyata terjadi. Ada perbedaan, itulah masalah.

Bukankah dalam hidup ini memang selalu begitu? Mana ada orang yang bisa berjalan selalu berada di koridor yang ia rencanakan? Justru karena ia memiliki arah dan tujuan serta jalan yang jelaslah, maka ia bisa tahu apakah ada masalah atau tidak.

Kalau ada perubahan jalan, maka ia bisa mengoreksi, kembali ke jalan yang seharusnya. Sepanjang ia terus berusaha memperbaiki tiap saat jalan yang ia lalui dalam kenyataan, selalu kembali ke skenario yang ia canangkan, maka ia akan tetap sampai ke tujuan.

Akan tetapi jika ia membiarkannya, tetap saja ia menjalani jalan yang salah itu (jalan B), maka makin lama ia akan makin sulit untuk belok ke A. Sebab energi yang dibutuhkan untuk bisa belok ke jalan semula (jika sudah jauh), tentu akan sangat besar. Lain halnya kalau masih sedikit simpangannya, dengan mudah anda belok kembali ke jalan A.

Jadi, tatkala kita sudah membuat keputusan, lalu merancang apa-apa yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan, maka bersiaplah untuk selalu menghadapi masalah.

Read more

Iman menetralisir spektrum hidup

Ingatlah…
hanya dengan mengingat Allah, hatimu jadi tenteram!
(QS. 13: 28)

Emosi, pola pikir dan pola tindak manusia senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Seorang yang hari ini bahagia, esoknya sedih; pagi hari optimis tiba-tiba jadi pessimis dan pemurung sore harinya. Kadang-kadang terasa sayang dan terkadang merasa benci. Sirkulasi semacam itu selalu berputar-putar sejalan orbit kehidupan manusia itu sendiri.

Bila kita perhatikan kehidupan zaman sekarang ini, maka kita akan mendapati kenyataan bahwa kita, umat Islam, hidup dalam suatu situasai yang penuh kesukaran yang dengan sangat dahsyatnya menguji iman kita.

Dapat dengan mudah dijumpai macam ragam umat, mulai dari kelompok yang benar-benar tradisional, kelompok yang terombang-ambing antara nilai-nilai tradisional dan modern, kelompok yang modern namun masih dalam orbit Islam, hingga terakhir sekali kelompok yang sama sekali tak menganggap diri mereka sebagai anggota dunia Islam. Situasi semacam ini dapat menyebabkan seorang muslim kehilangan tempat berpijak yang kokoh baginya dalam mengarungi badai kehidupan yang selalu mengintip-intai, menunggu saat paling tepat buat merobohkan imannya.

Read more

Bagaimana memori bertahan di benak kita

Dua ribu empat ratus tahun yang lalu, ketika ilmu pengetahuan belum seluas sekarang, Hippocrates –seorang filsuf Yunani yang terkenal itu- sudah memastikan bahwa pusat daya pikir manusia ada dalam rongga tempurung kepalanya.

Kalau batok kepala itu kita belah, terbentanglah di hadapan kita segumpal zat berwarna kuning-keabuan. Itulah otak. Volumenya kurang lebih 1,7 liter dan terdiri dari 100 milyar sampai satu trilyun sel-sel syaraf yang terbelit dalam acuan sel pembungkus.

Dalam usaha menguak misteri otak manusia, para ahli biasa melakukan eksperimen-eksperimen terhadap otak binatang, kera, cacing, dan tikus misalnya. Dengan membenamkan mikroskop listrik ke dalam otak, sel-sel syaraf satu demi satu “dibongkar” dan diamati tingkah lakunya.

Untuk memperoleh “peta” daya pikir manusia, sejumlah senyawa radioaktif yang tidak begitu membahayakan disuntikkan ke dalamnya. Lewat pertolongan alat-alat mutakhir, dapat diketahui sel-sel mana yang berekasi setelah mendapat rangsangan tertentu, dan mana yang tidak. Hasil penelitian itu pun “direkam” pada recorder-recorder yang sudah disiapkan sebelumnya.

Read more

Peluang Itu Kadang Mengetuk Terlalu Perlahan

Peluang itu memang sering mengetuk pintu kita terlalu perlahan, hampir-hampir tak terdengar. Ketika pintu dibuka yang tampak adalah seorang wanita tua gembel sambil menyerahkan sebuah bungkusan hitam yang kotor bekas lumpur…

Lalu kita menolaknya, memakinya, menutup pintu dan kembali meneruskan tidur dengan mimpi-mimpi yang menyeramkan. Padahal di dalam bungkusan hitam kotor itu, wanita tua itu mau menyerahkan emas intan berlian yang sangat mahal harganya. Tapi sayangnya kita tak tahu dan tak pernah tahu …. sampai kapanpun, sebab kita telah mengusirnya…! Anda tentu tahu betapa hebatnya Ray Kroc, pramuniaga mesin milkshake yang melihat kios hamburger McDonald bersaudara dan kemudian mengubahnya menjadi bisnis paling hebat di dunia.

Read more

Jangan Terlalu Cepat Berhenti

Kesuksesan bukan sebuah kebetulan. Sukses pun bukan sebuah jalan yang sulit sebetulnya. Namun mengapa ada orang yang sukses, dan ada pula orang yang gagal. Dengan memahami hal ini, insyaAllah kita jauh lebih mudah menggapai puncak-puncak kesuksesan. Ternyata ini hanya sebuah permainan pikiran. Apa yang ada dalam pikiran kita akan mengejawantah dalam berbagai sikap, perilaku dan … Read more